Saturday, August 27, 2016

Peran Ibu dalam Mendidik Anak



8Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu 9sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.
Amsal 1:8-9

Ibu memiliki posisi yang sangat penting di dalam pendidikan anak.  Ajaran ibu menjadi dasar penting bagi perkembangan hidup seseorang.  Jika ibu memberikan pendidikan yang tidak benar maka anakpun akan tumbuh dengan tidak benar.  Kedekatan ibu dan anak adalah suatu kedekatan yang muncul secara alami dimulai sejak anak berada dalam kandungan ibu.  Dari proses kehamilan sampai kelahiran hingga anak mulai bertumbuh sampai usia remaja, anak cenderung lebih dekat kepada ibu.  Ibu memang memiliki afeksi yang mendalam kepada anak-anaknya karena aspek kedekatan fisik dan emosi yang ditimbulkan sejak kehamilan.  Afeksi yang dalam ini membuat ibu memiliki keunggulan dan keunikan di dalam mendidik anak-anaknya.  Ibu secara umum lebih sabar di dalam mendidik dan memberikan pengajaran kepada anak dibanding dengan ayah.  Kesabaran ini memberi atmosfir yang nyaman dan menyenangkan bagi anak di dalam proses belajar mereka.  Kesabaran juga menyebabkan ibu rela untuk mengajar dalam waktu lebih lama dan lebih rela untuk menyederhanakan apa yang diajarkannya.  Implikasinya adalah pengajaran ibu lebih mudah diterima oleh anak.  Walaupun ada implikasi negatifnya, seringkali kepositifannya lebih kiat dari kenegatifannya, atau paling tidak anak tidak mempersoalkan kenegatifannya.
Peran ibu dalam pendidikan anak akhirnya mendapatkan dorongan yang kuat sekali dari aspek alamiah afeksi yang ada.  Disinilah letak peran ibu yang sangat kritis bagi pertumbuhan anak-anaknya.  Iklim kedekatan dan kecenderungan anak untuk menerima ajaran ibu perlu ditemui dengan ajaran yang benar dan sesuai.  Jika ajaran yang disampaikan adalah ajaran yang tidak benar maka sangatlah sulit bagi anak untuk menolaknya.  Di Alkitab ada banyak contoh anak-anak yang tumbuh di bawah ajaran ibunya dan melangkah di jalan yang keliru.  Misalnya Yakub yang mengikuti ajaran ibunya dan melakukan dosa yang besar yaitu menipu Ishak ayahnya sendiri.  Misalnya juga Abiam raja Yehuda anak Rehabeam yang dikatakan di 1 Raja-Raja 15 melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, disebutkan nama ibunya adalah Maakha.  Maakha adalah anak Abisalom, yaitu anak Daud yang memberontak.  Dan Maakha ini disebutkan di 1 Raja-Raja 15:13 adalah seorang yang melakukan hal yang jahat di mata Tuhan, karena menyembah dewa Asyera.  Pengaruh Maakha kepada Abiam sangat besar sehingga Abiam mengikuti langkah ibunya.  Kekritisan pengajaran ibu kepada anak-anaknya tidak dapat dianggap enteng.  Maka perlu disadari oleh semua ibu untuk berhati-hati dalam mendidik anak-anaknya.

Salomo di kitab Amsal sedang mengajar anaknya untuk mengikuti ajaran ibunya.  Tentunya asumsinya adalah bahwa ajaran ibu adalah ajaran yang benar.  Ajaran ibu yang benar ini akan menghiasi diri anak menjadi kemuliaan dan kehormatan dia.  Tetapi jika ajarannya adalah ajaran yang jahat, maka hanya akan membawa kepada kematian dan kehancuran.  Kebenaran tidak boleh dikompromikan walaupun ada afeksi yang mendalam terhadap anak.  Natur berdosa manusia akan berupaya menolak kebenaran, tetapi ibu yang benar akan tetap berdiri teguh atas kebenaran dan menginginkan anak tunduk dan berpegang kepada kebenaran seumur hidupnya, sama dengan dia juga tunduk dan berpegang pada kebenaran.  Kadang kala ada afeksi yang justru harus ditekan supaya anak boleh dikoreksi dan berjalan kembali di jalan yang benar.  Salah satu contoh pendidikan yang benar oleh seorang ibu kepada anaknya tertulis di Amsal 31:1-9:

1Inilah perkataan Lemuel, raja Masa, yang diajarkan ibunya kepadanya.  2Apa yang akan kukatakan, anakku, anak kandungku, anak nazarku?  3Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja.  4Tidaklah pantas bagi raja, hai Lemuel, tidaklah pantas bagi raja meminum anggur, ataupun bagi para pembesar mengingini minuman keras, 5jangan sampai karena minum ia melupakan apa yang telah ditetapkan, dan membengkokkan hak orang-orang yang tertindas.  6Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa , dan anggur itu kepada yang susah hati.  7Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya.  8Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana.  9Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.

Pengajaran demikianlah yang seorang ibu perlu berikan kepada anaknya.  Di dalamnya sarat kebenaran dan ketegasan.  Ibu Lemuel berdiri di atas kebenaran dan menginginkan anaknya berjalan di dalam kebenaran seumur hidupnya.

No comments: